Jumat, 28 September 2012

liburan sambil belajar

kota yang terletak di bagian selatan pulau jawa bagian tengah ini adalah salah satu kota favorit aku di bumi tercinta ini. selain gudeg, makanan yang paling aku kangenin di kota ini adalah pecel gendong, sama kayak pecel yang banyak di jual di jalan malioboro, Cuma bedanya pecel ini pedagangnya keliling berjalan kaki sambil negendong bakul berisi pecel yang di ikat pake kain batik panjang, jadi serasa lebih khas aja. Suasana hangat dan keramah tamahan sifat penduduknya juga bikin aku kangen ingin datang terus  ke salah satu  kota kaya akan unsur seni dan budaya di tanah ibu pertiwi ini. dan liburan semester kali ini aku mutusin untuk liburan di kota jogja.
Tepat pukul lima sore, aku dan teman ku ergineo berangkat naik kereta api dari stasiun bandung menuju jogja. kereta yang kami naik perlahan mulai berjalan meninggalkan kota kembang. Perjalanan dari bandung ke jogja kira-kira memakan waktu delapan jam lebih. Gile, bakalan berakar nih pantat duduk selama delapan jam, kata ku dalam hati. Tapi gak apa – apa deh, yang pentin aku liburan. 
Setengah jam kereta berjalan dari bandung, aku sangat menikmati suasana perjalanan, begitu juga dengan temanku dan beberapa penumpang lain nya. aku, ergineo, dan beberapa penumpang nikmatin banget pemandangan sore di perjalanan. Sawah - sawah yang terbentang luas,  pancaran matahari sore yang sangat indah  membuat warna langit memerah, sinaran matahari yang menembus sela – sela pohon padi membuat butiran - butiran padi yang mulai menguning semakin indah di pandang mata. hembusan angin dari kereta yang bejalan  membuat pohon- pohon padi bergoyang pelan seolah mengikuti irama suara kereta. Sekilas aku melihat laki – laki setengah tua memikul cangkul dan menenteng golok melangkah pelan di jalan setapak di tengah sawah sambil di ikuti anak nya yang kira – kira berumur lima tahunan membawa semacam rerumputan di tangan nya. seiring berjalan nya kereta, lukisan senja yang di sajikan alam sore itu sedikit demi sedikit menghilang, langit  yang tadinya merah kini berubah menjadi gelap, karna sang raja siang perlahan kembali ke bilik peraduan nya.
Perjalanan udah mulai ngebosenin, beberapa kali aku melirik jam yang melingkar di pergelangan tanganku, Hemmmmsss, hela naps ku, masih lama banget kami nyampe di jogja, baru emapat jam lebih kereta berjalan dan perjalanan udah ngebosenin gini. aku melirik ke arah ergineo yang mulai terlelap tidur, hehe pikiran jahil pun terlintas di otakku. Niat nya sih  aku mau ngelukis muka nya dia biar mirip badut ancol, tapi berhubung  ga ada spidol, aku foto aja dia tidur dengan mulut yang menganga dan aku uplod ke twitter. Ternyata foto ergi yang aku upload bisa ngehibur juga, baru beberapa menit foto itu di upload, banyak retweet dari temen – temen ku yang membahas foto ergi dan tentu aja foto itu jadi bahan ejekan dan tertawaan di twitter, hehe. Tapi itu ga berlangsung lama, sekitar setengah jam twitter ku kembali sepi lagi .
Asli deh, aku gak bisa tidur banget selama di perjalanan, suara kereta nya berisik banget. pantatku panas banget kelamaan duduk. Kalau kondisi lagi begini nih jadi kangen sama kamar kos ku yang lebar nya Cuma sepuluh keramik, dan panjang nya tiga belas keramik, isi nya juga ga terlalu mewah , Cuma ada kolam renang, lapangan futsal, meja biliard, dan arena balap karung. Ahahaha #ngasal mode on. Berkali – kali kereta yang aku tumpangi berhenti di setiap stasiun – stasiun di beberapa daerah dan berkali –kali juga para pedagang asongan berebutan naik ke kereta dan menawarkan dagangan –dagangan mereka, dan itu membuat perjalanan semakin lama dan ngebetein. Dan ergi masih tidur dengan mulut menganga nya.
Setelah berkali-kali aku berdiri dari tempat duduk karena pegel kelamaan duduk, mondar mandir ke toilet Cuma buat megang air doang, dan ngejepret karet ke idung ergi, sekitar jam dua lebih kereta yang aku tumpangi berhenti di stasiun tugu jogja, setelah petugas kereta membuka pintu, aku, ergi, dan beberapa penumpang turun dari kereta. Sebelum keluar dari stasiun, kami nyempetin untuk foto – foto dulu di lorong stasiun, biasa buat ganti DP bbm, hehe. Beres foto –fotoan dan DP juga udah ke ganti, tujuan pertama kami adalah isi perut. gile, selama di perjalanan aku Cuma makan chiki dan minum air mineral aja, gimana rakyat Kampung tengah ku ga demo minta nasi  buat dia berkembang biak?? Kami makan nasi goreng  java di luar stasiun tugu, rasa nasi goreeng yang kami makan ga jauh beda dengan rasa nasi goreng yang ada di bandung, yang buat beda Cuma penjual nya aja. selesai makan kami harus mengantar titipan temen ergi ke daerah condong catur. Ternyata, condong catur jauh dari stasiun tugu, dan ga ada kendaraan umum malam – malam gini. Kami terpaksa naik taxi buat nganterin titipan itu. setelah lumayan lama naik taxi, kami  udah sampai di alamat yang kami tuju, tapi suasana rumah nya sepi banget, beberapa kali kami ngucapin salam dan mengetok pagar rumah, ga ada satu orang pun yang keluar. Jadi kami terpaksa titipan di teras rumah, ga mungkin kan dua cowok tampan dari bandung nenteng – nenteng kandang hamster ke mana –mana, apa kata   angelina jolie kalau ngeliat kami.
 
Di sinilah Pertualanagn aku dan ergi di jogja di mulai, hamster dan kandang nya udah kami tarok di tempat yang aman (menurut aku sih, xixixi). Tujuan aku dan ergi skarang ke malioboro. “Subuh –subuh gini  naik apa yah ke sana?”, tanya ku ke ergi, sambil ketawa kecil dia menjawab, “gak tau”. kami mutusin untuk berjalan kaki sambil nikmatin suasana subuh  di jogja (padahal aku dan ergi sama - sama ga tau jalan). Sekitar 15 menitan berjalan, kami masuk  ke salah satu mini market yang melek sampai pagi alias buka 24 jam buat beli amunisi perjalanan, siapa tau ada penculik atau pembunuh bayaran yang sengaja mau nyulik aku dan pengen minta tebusan uang ke orang tua ku kan berabe, pasti jadi berita nomor wahit di setiap stasiun televisi dan radio tanah air kalu aku di culik, hihi. setelah proses pemilihan amunisi yang gak kalah ribet nya dengan pemilihan embee buat kurban, kami setuju untuk membeli beberapa amunisi perjalanan yaitu: satu botol besar air mineral, dan dua buah apel. (Padahal itu buat syarat perdamaian dengan penghuni kampung  tengah biar ga demo lagi,hehe). Pas mau bayar, aku nanya ke kasir nya, “mas kalau mau ke malioboro ke arah mana dan naik apa yah subuh – subuh gini?”, “ naik taxi aja mas, suka ada kok taxi yang lewat jam segini”, jawab nya. “Makasih yah mas”, jawab ku sambil membayar minum dan apel.  “Ga asik ah naik taxi lagi”, kata ku ke ergi setelah kami keluar dari mini market itu.
 
Aku dan ergi mutusin untuk berjalan kaki lagi sampai semampu kami, lumayan kan buat namabah pengalaman dan ngegedein betis biar kayak pemain bola internasional. lagi asik berjalan sambil ketawa - ketawaan, ada becak gas (becak motor) berjalan pelan di samping kami, nah ini nih kendaraan yang nganter kami ke malioboro subuh – subuh begini. pak becak pak, teriak ku sambil melambaikan tangan nyetopin becak. Becak pun berhenti tepat di depan kami. “Ke malioboro ya pak, berapa pak?” tanya ergi, sedikit mikir bapak tukang becak yang udah setengah tua nyebutin harga, “dua puluh lima ribu”, ”gak bisa kurang pak”, jawab ku lagi, si bapak Cuma geleng –geleng kayak ayam abis di potong. “Ok deh pak,berangkat” , kata ku sambil naik becak gas.
becak yang kami naik mulai bergerak, dengan pelan si bapak mulai menarik gas nya seolah tau kalau kami sedang nikmatin perjalanan subuh itu. Suara becak yang udah ga merdu lagi, ditambah sesekali suara mobil dan motor yang sedikit ngebut melintas di samping kami seakan berpadu menjadi sebuah alunan musik yang indah mengiringi perjalanan. Lesehan – lesehan yang terbentang di sepanjang kiri kanan jalan semakin memanjakan mata untuk terus melirik ke arah kiri kanan jalan. Sekilas aku melihat beberapa orang pedagang koran yang mulai menumpukkan koran di atas kendaraannya dan siap untuk di antar ke langganan saat fajar tiba nanti. gesekan – gesekan sapu di aspal dari beberapa pekerja pembersih jalan menjadi bumbu pelengkap suasana perjalanan subuh kami saat itu. Melihat beberapa pekerja pemberish jalan, langsung terlintas di benak ku, “pernah ga sih terlintas di dalam pikiran para pengguna jalan untuk sedikit saja membantu meringan kan pekerjaan mereka?”, “ada ga pengguna jalan yang menghargai jasa mereka?”, “ga sama sekali” hati kecil ku menjawab. masih banyak para pengguna jalan dengan sengaja melempar sampah dari kaca mobil nya , membuang puntung rokok sesuka mereka, bahakan ada yang dengan sengaja membuang bekas muntah di jalanan. Bagaimanakah perasaan mereka para pembersih jalan saat membersihkan bekas muntah itu, ga terbayang oleh pikiran dan hati ku. 
Sekitar tiga puluh menitan perjalanan, becak yang aku dan ergi naik berhenti tepat di depan papan nama jalan “jl.malioboro”. kami segara turun dari becak. aku merogoh saku celana, dan mengambil tiga lembar uang sepuluh ribuan dan memberi nya ke bapak penarik becak gas itu. sambil ngucapin terima kasih, Si bapak mau ngasih kembalian lima ribu, “ga usah pak jawab ku”, “saya yang berterimakasih sama bapak udah nganterin ke sini”, kata ku ke bapak itu. Sambil senyum si bapak menarik gas becak dan memutar arah becak nya. aku dan ergi merhatiin becak itu sampai hilang di ujung tikungan. 
Ternyata subuh – subuh gini masih rame orang yang berkeliaran di sepanjang jalan malioboro. terlihat oleh mata ku beberapa pedagang yang mulai menyiapin dagangan nya untuk di jual pagi nanti, wisatawan – wisatawan dari dalam dan luar negri yang asik berfoto –foto, sekelompok wisatawan asing yang sedang duduk sambil tertawa, ada juga yang bermain gitar sambil bernyanyi ria bersama teman –temannya, dan hangatnya udara  kota jogja yang bersahabat membuat suasana subuh semakin nyaman aku rasakan.
Sebagai newbie di dunia traveling, aku dan ergi ga mau dong ngelewatin suasana subuh yang indah ini, belum tentu besok subuh kami bisa nikmatin suasana seperti ini lagi di sini, karena ada beberapa tempat yang harus kami kunjungi. ergi langsung mengeluarkan camera dari dalam tas yang di gendong nya untuk mengabadikan momen ini. dan kami mulai berfoto  senarsis - narsis nya, hehe. Paling pertama tempat kami berfoto adalah di papan nama jalan “jl.malioboro”, bergantian kami mulai menjepret camera, dan berulang kali juga kami harus melakukan gaya yang sama saat berfoto karena pengaturan cahaya nya tidak pas. Setelah berfoto di papan nama jalan malioboro, aku dan ergi berfoto lagi di tempat – tempat yang menurut kami unik dan asik, kami berfoto di pohon yang sebagian batang nya di lingkari dengan kain batik, dan di bawah nya di sinari lampu berwarna kekuningan yang membuat warna kain batik seolah menyala di subuh itu. Kemudian kami mulai berfoto di tengah jalan, karena saat itu Cuma sesekali mobil atau motor yang melintas di jalan. Beberpa kali aku menjepret becak yang membawa penumpang melintas di depan kami, memto becak yang berjejer rapi di pinggir jalan, dan memotret papan nama toko yang ada tulisan seni dan batik nya, ga tau kenapa, aku sangat suka dengan tulisan yang mengandung unsur seni dan batik.
Berbagai gaya dan tempat  udah kami abadikan di dalam camera, badan ku mulai tersa capek, begitu juga dengan ergi. Adzan subuh  mulai berkumandang, “cari penginapan yuk” ajak ergi, “hayuk”, jawab ku. kami  berjalan dan mulai mencari penginapan. Coba tanya di sini yuk ajak ku ke ergi, kami langsung masuk ke ruang loby hotel yang sederhana itu, dari luar udah nampak penjaga hotel sedang duduk di  loby. “permisi, ada kamr kosong mas” tanya ku ke penjaga hotel, “ waduh mas, udah penuh” jawab nya. “owh,terimakasih yah mas” jawab ku sambil keluar dari hotel. Beberapa hotel kami tanya, semua nya penuh, dari hotel yang di pinggir jalan, sampai hotel yang berada di dalam gang juga penuh. Ada sih satu hotel yang ada kamar kosong nya, tapi harga nya gak sesuai dengan kantong aku dan ergi, mahal menurut kami. Karna merasa lelah, kami mutusin untuk balik ke jalan utama malioboro, di situ ada deretan kursi panjang yang kosong, kami istirahat sejenak di situ. Karna merasa lelah, ngantuk, pegel – pegel aku berbaring di kursi panjang itu, sementara ergi mulai ngejepret – jepret jalan lagi. Emang dasar nya aku dan ergi orang nya iseng dan suka bercandaan,ergii memotret ku yang lagi baring di kursi panjang, yang bikin aku sadar, dia moto deket banget di depan muka ku, sampe pemandangan indah di dalam lubang idung aku aja keliatan, jadi cahaya flas nya ke tangkep banget di mata yang lagi merem. Spontan aku langsung membuka mata, “silan lu”, kata ku sambil ketawa, ergi Cuma ngakak  sambil ngeliatin hasil jepretan nya itu. Asli, muka aku kucel banget, kalau di keruk mungkin daki –daki nya bisa di jadiin ceres buat makan roti.

Sekarang aku gak berbaring lagi di kursi panjang itu, aku dan ergi duduk bersandar di kursi sambil cerita. “ kita ke masjid aja yuk” ajak ku ke ergi, sedikit mikir ergi lansung menjawab “hah lukan setan, ga takut kebakar badan lo masuk masjid” ejek ergi ke gue, “sialan lo lempok duren” jawab gue sambil ngejitak kepala nya.”yuk deh”, dari pada kita geje di sini” jawab nya lagi. aku dan ergi langsung berjalan ninggalin kursi panjang tadi, kebetulan waktu aku dan ergi keliling nyari penginapan, kami ngelewatin masjid, jadi gak perlu repot buat nanya ke orang di mana masjid. baru sebentar berjalan menuju masjid, ada bapak – bapak dari arah samping kiri berjalan cepat ke arah kami. aku dan ergi jelas kaget, tapi bingung mau ngapain, mau lari takut di kira artis lagi di uber para fans nya, jadi kami tetep stay cool ala tukul aja deh berjalan lurus kedepan. “mas, maass”, panggilnya  pas udah deket dengan kami, aku dan ergi berhenti dan “ mau nyari penginapan yah” sambung nya lagi. “iyah pak, tapi penuh semua” jawab ergi. “ada kok kamar kosong mas, kalau mas – mas mau saya anterin” sambung si bapak dengan logat medog jawa nya. aku dan ergi saling pandang, “berapa ya pak harga perkamar nya satu hari?” tanya ergi, “Cuma tujuh puluh ribu mas satu hari, tapi ya ga terlalu mewah kamar nya dan bisa buat dua orang kok mas satu kamar nya” jawab bapak itu lagi. “Gimana vin?” tanya ergi ke aku, “kami boleh liat dulu kan pak kamar nya”, tanya ku ke si bapak itu, “owh boleh mas yuk saya antarin”.

  aku dan ergi berjalan ngikutin si bapak ke penginapan. Jarak penginapan dengan jalan utama malioboro gak terlalu jauh, Cuma berbeda arah dengan arah masjid. “dari mana mas?” tanya si bapak memecahkan kediaman di perjalanan, “dari bandung pak” jawab ergi, “nyampe jam berapa tadi dari bandung” tanya nya lagi, “sekitar jam duaan lebih pak, tapi kita ke condong catur dulu tadi pak nganter titipan temen” jawab ku, wah lumayan jauh dong, naik apa dari condong catur kesini tadi malem, kan ga ada kendaraan umum” tanya nya lagi, “tadi naik becak motor pak dari condong catur ke sini, sambil nikmatin udara malam jogja pak” sambung ergi

sekitar lima menitan berjalan kami tiba di depan penginapan nya. “monggo mas masuk kedalem” ajak bapak itu. si bapak langsung nyamperin penjaga penginapan yang berada di loby, ga terlalu lama dia ngobrol dengan penjaga penginapan, sibapak dan penjaga penginapan nyamperin kami, “silahkan mas ke atas” ajak penjaga penginapan itu. kami pun ngikutin penjaga naik tangga menuju kamar di ikutin bapak yang nawarin penginapan berjalan di belakang kami, serasa raja di kawal dua orang prajurit lagi berjalan hehe. Setelah sampai di depan pintu kamar, penjaga membuka pintu kamar yang terkunci, “silahkan mas dilihat dulu kamar nya” kata penjaga kepada kami. aku dan ergi  masuk untuk melihat isi kamar tersebut. Penginapan nya sederhana, fasilitas nya juga ga terlalu mewah, kamar nya ga pake AC, Cuma ada kipas angin yang nempel di langit –langit kamar, satu buah tempat tidur lumayan besar cukup untuk dua orang, dan ada kamar mandi nya di dalem. aku dan ergi  sepakat untung menginap di sini.  “Yaudah pak, kami nginep di sini” ujar ergi ke penjaga penginapan, “owh iya mas, sehari nya tujuh puluh ribu” sambung bapak penjaga itu, aku dan ergi ngeluarin dompet, kami patungan buat bayar kamar, ergi ngasih selembar uang lima puluh ribuan ke aku, dan aku ngeluarin satu lembar uang dua puluh ribu dan satu lembar uang sepuluh ribu. Setelah bayar uang kamar dan ngasih tips ke bapak yang nganter kami, kedua bapak – bapak itu berpamitan, “selamat istirahat ya mas “kata bapak penjaga” , owh iya pak,terimakasih pak jawab aku ke kedua bapak tersebut.

Kedua bapak tadi udah pergi dari kamar tempat kami menginap, dan apakah yang dilakukan dua cowo ganteng di dalam kamar??. Ssttttt jangan ngeres, kami berdua memang ga langsung tidur tapi kami berebutan cas handphone. Hp kami mati total dan charger Cuma satu aku yang bawa. “gue dulu dong, gue mau nelfon selena gomez nih, mau neraktir dia makan nasi kucing ntar malem” kata ergi sambil ngerebut charger di tangan aku, “selena gomez idung lu keinjek gajah” cetus ku sambil ngerebut balik charger. “Yaudah kita gambreng aja gimana, yang menang ngecas duluan, oke”, kata ergi ke aku, “oke sapa takut”. “hompimpa alaihum gammmmmbbrreeennnggg”. Cuma sekali gambreng aku langsung kalah dong,  ergi dengen muka paling nyebelin nya sambil tertawa langsung ngomong “ sorry mr.gavin ” ,“sialan lo  kerupuk warteg” jawab gue kesel. Ergi langsung nyolokin casan, aku langsung ke kamar mandi udah kebelet. Beres buang hajat aku langsung tidur, sebelum tidur aku pesen ke ergi “alaram jam 10 ye jangan lupa ”. ergi Cuma mengangguk dan senyum.

Irama musik power ranger berkali – kali bunyi di meja sebelah tempat tidur, aku mulai sadar tapi nyawa ku belum full terkumpul buat bangkit dari tempat tidur “apaan sih brisik banget ni” setengah sadar aku ngomong dalam hati, dan suara musik power ranger nya semakin lama semakin keras, dengan keadaan yang masih ngantuk, mata masih sepet aku mulai bangun dan sedikit – sedikit membuka mata mencari sumber bunyi, ternyata sumber bunyi nya dari hp ergineo, aku langsung menggapai hp yang ada di meja, rupanya itu nada alaram yang udah di seting ergi di hp nya. di hp ergineo udah pukul sepuleh lebih empat menit, sementara di sebelah aku ergi masih nyenyak tidur dan sesekali ngorok, bunyi ngoroknya kayak bunyi suara kucing keselek tulang ayam, lucu banget aku jadi ketawa –ketawa sendiri ngedengar nya, langsung aja aku rekam suara ngorok itu di hp nya dia dan aku set jadin ringtone telfon masuk.

Dua kali aku udah ngebangunin ergi tapi dia ga bangun malah suara ngorok nya semakin cempreng. “ni anak kebo banget sih ga bangun – bangun” kata ku. sekali lagi aku bangunin dan menggoyang –goyangkan badan nya, tapi tetep aja ga bangun. Mulai kesel nih aku, gimana cara ngebangunin dia, aku pencet aja idungnya yang lagi ngorok, dan bner kan ga lama di pencet idungnya dia mulai bangun, mungkin ngerasa ngorok nya ga lepas dan ada yang ngeganjel di idung jadi dia bangun. aku langsung cekikikan pas dia bangun. “bangun dong lo udah jam sepuluh lebih, laper gue nih” kata ku pas dia mulai buka mata. “sialan lo mbee gangguin gue tidur aja”, kata dia sambil ngucek – ngucek mata. “Abisan lo ga bangun – bangun ya gue pencet aja idung lo, enak kan”, kata gue sambil ketawa. “iye enak”, tunggu pembalasan saya kisanah”, gerutu ergi. “madi duluan gih lo mbee” suruh ergi ke gue, “iyeee” jawab gue sambil ngecas hp yang udah ga ada nyawanya sama sekali. “Minjem sabun lo dong perlatan mandi gue ketinggaln nih”, kata ku ke ergi setelah ngebongkar tas , “noh di tas ambil lah” jawab ergi. “lo juga ga bawa sabun, Cuma ada sikat gigi, odol sama pembersih muka doang”, sambung ku ke ergi setelah ngebongkar isi tas nya. “ah masa sih” jawab ergi, “noh emak gue lagi masa pete di rumah” jawab ku asal “itu masak, dodol” jawab ergi kesel.gue Cuma cekikikan aja. Akhirnya kami berdua ga mandi Cuma cuci muka aja, ergi sih sikat gigi, kalau aku Cuma sikat gigi pake jari yang di kasih odol aja.

“emang dari sono nya kita udah ganteng, jadi mau ga mandi juga tetep aja ganteng”, kata ergi ke aku sambil berjalan ke mini market. “gigi gue udah kinclong kan”, tanya ku ke ergi sambil ngebuka mulut nunjukin gigi. “iye kinclong kayak gigi kuda”, jawab nya ngejek.  Sampai di mini, markt aku dan ergi langsung membeli sabun dan beberapa peralatan lain untuk mandi. Setelah itu kami makan nasi meong (nasi kucing), sambel teri pedes, gorengan, dan ceker ayam, minum nya tetep es teh manis. Setelah makan kami balik lagi ke penginapan. Sekitar satu jam lebih, dua cowok ganteng yang tadi nya gak mandi sekarang udah wangi plus makin ganteng dan udah siap keliling kota jogja.

aku dan ergi chack out dari penginapan sekitar jam duabelasan. Setelah keluar dari penginapan kami ngider dulu di  toko – toko yang berjejeran di sepanjang jl.malioboro. kami masuk di salah satu toko yang berjualan beraneka ragam kerajinan tangan dan membeli beberapa gelang untuk menambah koleksi di tangan kami. Di dalam toko aku banyak melihat karya – karya seniman dalam bentuk lukisan yang terpajang di dinding – dinding toko dan yang tak terpajang di dinding di pajang di bagian bawah. aku mendekati sebuah lukisan abstrak yang tak terpajang di dinding toko, aku perhatikan coretan  berwarna terang yang mendominasi isi lukisan dan ada satu  garis berwarna hitam melintang miring di antara warna –warna terang itu. sesaat aku mikir, apa arti lukisan ini, mungkin aja ini suasana hati si pelukis saat membuat lukisan ini, atau pun suasana alam yang pelukis lihat ketika iya melukis lukisan ini. keliatan nya sih berantakan, tapi aku tertarik banget dengan lukisan itu, kemudian aku melihat label harga yang berada di bagian belakang bingkai lukisan itu, walah, harga nya ga sesuai banget sama isi kantong ku saat ini, sekali lagi aku melihat ke label harga itu untuk memastikan kalu mata ku ga salah melihat angka yang tertulis di label itu dan berharap ada diskon tujuh puluh persen tertulis di samping harga nya, ternyata mata aku masih normal ga salah liat dan tulisan diskon pun ga ada di label itu. karna udah terlanjur kepengen, diem – diem aku foto aja lukisan itu dengan camera hp, lumayan lah ga dapat lukisan foto nyapun jadi, kata ku dalam hati.

Setelah sedikit melanggar peraturan toko yang ga boleh moto lukisan, aku langsung ke kasir membayar tiga buah gelang yang udah aku pegang, dan ergineo ga keliatan batang idung nya, jadi aku nungguin dia di luar toko aja. Saat melangkah keluar toko, aku mikir, kayak nya tindakan aku tadi bukan tindakan kriminal atau ngelanggar peraturan deh, kan di tembok yang nempel cuma gambar Camera SLR dan Camera Digital doang yang di pagerin ekh di beri tanda silang, jadi camera hp aku boleh moto dong hihi. “Jadi, tadi aku ga melanggar peraturan yang bisa membuat toko itu bangkrut dong”, kata ku girang dalam hati sambil senyum – senyum berjalan ke luar. Sampai di luar ternyata ergi udah ada di depan toko, tapi dia ga sendirian, dia lagi asik nobrol sama mas – mas yang kemudian gue tau identitas nya adalah tukang becak yang siap nemanin kami keliling siang ini.
Kami memulai perjalanan siang ini dari depan toko tempat aku beli gelang, karna lagi musim liburan, suasana malioboro siang itu macet dan becak yang kami tumpangi berjalan seperti siput. Ergi mulai menjepret kendaraan yang berada di depan kami, mulai dari sepeda, andong, becak, mobil, motor, sampai kutu yang lagi nungging di kepala aku juga di jepret ergi, “gantian gue yang moto dong” kata ku ke ergi. aku memang kurang ahli soal jepret menjepret, tapi sedikit – sedikit mah bisa lah. aku ga moto kendaraan yang ada di depan kami, aku asik ngejepret cewe – cewe bule yang ada di samping kami, siang itu emang lumauyan banyak  cewe bule berkeliaran, sexy – sexy pula jadi kamera yang aku pegang terus aja ku arahkan ke cewe – cewe bule itu, yah secara kan aku keturunan bule juga, tapi aku bule negro, xixi. Jalanan yang tadi nya macet kini udah mulai mulus semulus artis korea lagi panuan, tapi perjalanan kami tak semulus itu, tepat didepan monumen pertahanan terdengar suara ledakan yang membuat kami kaget dan melompat turun dari becak, “apaan tuh” tanya aku ke ergi. kami ketawa ngakak setelah tau yang meledak adalah ban becak yang kami naikin. Yang bikin aku heran knapa bisa meledak ya, badan aku dan ergi sama – sama cungkring, badan mas tukang becak juga ga gede – gede banget. “ banyak dosa sih lo maka nya ban becak nya meledak” kata ergi ke gue. “enak aja, dari dalam perut sampe skarang kan gue masih suci “ jawab gue asal sambil ketawa. 
Sambil nunggu ban becak di tambal, aku dan ergi kembali berfoto – foto di depan monumen pertahanan. Kalau soal bergaya saat di foto aku sih jagoan nya, dulu masih jaman taman kanak – kanak (TK) aku sempet di daftarin nyokap kursus model. Soal nya nyokap ku pengen banget aku jadi topmodel sejagat raya kayak mike tyson, dan setiap perlombaan model anak – anak alhamdulilah aku Cuma sekali juara, itu juga juri nya tetangga sebelah rumah di sogok dua klio mangga sama nyokap. Semua gaya yang aku pelajarin waktu ikut kursus model udah di peragain, mulai dari gaya lumba – lumba lompat di vido clip bondan prakoso, gaya cut pat kay lagi ngupil di film sun go kong, sampai gaya sharukhan lagi jualan es jeruk juga aku peragain. “yuk mas jalan lagi” sapa mas penarik becak saat menghampiri kami yang sedang asik bergaya sambil berfoto, “udah selesai yah mas tambal ban nya”tanya ergi, “sudah” jawab nya.

 
Becak yang nganter kami keliling siang ini mulai jalan lagi, tepat di sebarang depan jalan monumen pertahanan kami memoto gedung yang di bangun pada saat jaman belanda, dan sekarang gedung itu jadi gedung bank BII, setelah beberapa kali menjepret kamera di gedung itu, mas tukang becak memebawa kami ke pusat toko batik di jalan ahmad yani. sebagai anak yang berbakti sama orang tua, aku membelikan sepasang baju batik buat mama dan papa. harga batik di toko ini ga terlalu mahal dan ga terlalu murah juga, untung nya aku punya sedikit ilmu turanan dari nyokap soal tawar menawar, jadi harga baju batik yang aku beli sedikit miring kayak menara piza dari harga biasa nya #kata mba-mba yang jaga nya sih.
 Dari toko batik aku dan ergi di bawa ke istana air yang kini lebih di kenal sebagai istana taman sari di jl.taman sari, aku dan ergi berfoto dulu di gapura istana yang bangunan nya  khas banget dengan gaya asli jawa dan tembok – tembok bagian atas gapura terukir indah sulur – sulur tanaman, burung, ekor dan sayap burung garuda.  setelah berfoto di gapura istana air, aku dan ergi menuju ke dalam istana air yang saat itu rame banget pengunjung dari dalam dan luar negri. Di dalem istana aku melihat sebuah kolam yang udah ga ada air nya dan di samping – samping kolam di kelilingi pot – pot besar yang di tanami bermacam – macam pohon yang di bonsai.


 BERSAMBUNG


Tidak ada komentar:

Posting Komentar

© Muhammad Rayzam